Aksi Solidaritas Bantuan Di Masa Pandemi

Sobat Gen - Hadirnya pandemi COVID-19 telah membawa perubahan terhadap dunia dengan berbagai tantangan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Di Indonesia, COVID-19 telah menjangkiti lebih dari 1,3 juta orang sejak kasus pertama diumumkan pada bulan Maret 2020, setidaknya 35.000 orang telah meninggal dunia. Namun, upaya untuk menghambat penyebaran virus COVID-19 telah menghambat kegiatan perekonomian dan dampaknya terhadap tingkat kesejahteraan sosial semakin dirasakan masyarakat. Setelah menunjukkan pencapaian penurunan kemiskinan beberapa tahun belakangan ini, tingkat kemiskinan kembali meningkat setelah pandemi COVID-19 . Satu dari 10 orang di Indonesia hari ini hidup di bawah garis kemiskinan nasional. Tingkat kemiskinan anak juga dapat meningkat secara signifikan. Dampak negatif terhadap keadaan sosial-ekonomi dari pandemi bisa menjadi jauh lebih buruk tanpa adanya bantuan sosial dari pemerintah.

Dalam menghadapi krisis ekonomi ini, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan sejumlah paket stimulus fiskal skala besar melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dalam aspek jumlah anggaran pemerintah yang diperuntukkan untuk mengurangi dampak negatif dari pandemi COVID-19, Indonesia berada pada peringkat lima besar dari negara-negara di wilayah Asia Pasifik (ADB, 2021). Pada tahun 2020, Pemerintah Indonesia mengalokasikan sekitar Rp 695,2 triliun (sekitar US$ 49 miliar) untuk PEN. Oleh karena krisis masih berlangsung, pada bulan Februari 2021 Pemerintah Indonesia kembali mengumumkan alokasi anggaran senilai Rp 699,43 triliun (sekitar US$ 49,3 miliar) untuk melanjutkan keberlangsungan program PEN (Kemenkeu, 2021).

Indonesia terus melakukan sejumlah upaya perbaikan dalam memperkuat berbagai program perlindungan sosialnya untuk menangani krisis setelah pandemi COVID-19. Program-program perlindungan sosial ini telah diperluas untuk melindungi masyarakat miskin terhadap guncangan ekonomi, dan juga masyarakat berpenghasilan menengah kebawah yang jumlahnya terus meningkat namun menjadi rentan terhadap risiko jatuh miskin di kemudian hari. Selain itu, usaha-usaha kecil juga menerima bantuan pemerintah seiring dengan upaya mereka untuk terus bertahan di tengah penurunan perekonomian dan pembatasan kegiatan masyarakat setelah pandemi COVID-19.


Masa Pandemi Covid - 19 memukul telak kondisi perekonomian warga. Selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat, warga berjuang hanya demi mendapatkan beras. Bahkan beberapa di antaranya harus mengibarkan bendera putih.

Siswanto, 65 tahun, benar-benar kebingungan. Ia kesulitan mendapat sembako. Bekerja serabutanpun susah. Masa Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat memaksa warga mengencangkan ikat pinggang.

Lansia asal Desa Ciakar Panongan itu kemudian mendapat kabar dari warga setempat. Ia dianjurkan mengibarkan bendera putih di depan tempat tinggalnya. Bendera itu sebagai tanda bagi relawan, bahwa ada warga yang membutuhkan. Margi pun mengibarkan bendera itu. Dalam waktu beberapa hari, komunitas Honda PCX pun datang. Memberikan paket sembako bagi pria lansia itu. Setidaknya cukup untuk beberapa hari mendatang.

Sejak awal Juli lalu, kondisi ekonomi warga makin karut marut. Banyak yang kehilangan pekerjaan. Berjualan pun sulit. Warga saling mengencangkan ikat pinggang, sehingga membatasi pengeluaran. Dampaknya ekonomi melambat, sejumlah warga pun kelaparan.

Eka selaku Ketua Chapter Komunitas PCX mengatakan, aksi solidaritas memang telah kami lakukan dan kibar bendera putih itu merupakan tanda bagi kami untuk memberitahu bahwa seseorang membutuhkan bantuan dan aksi ini dimulai sejak Sabtu (17/7) lalu. Eka menjelaskan, pihak yang mengusulkan awalnya memotret kondisi rumah mereka. Selanjutnya relawan melakukan verifikasi. Apabila dianggap layak, mereka langsung diberikan sembako.

Menurutnya pada masa pagebluk korona ini, banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan. Mereka pun kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mencari pinjaman pun sulit. Sehingga pihaknya berusaha memfasilitasi kebutuhan pangan warga. Langkah warga mengibarkan bendera putih juga memudahkan upaya relawan melakukan identifikasi dan verifikasi.

Selain membagikan sembako, Komunitas PCX juga melakukan sejumlah aksi sosial lain. Seperti membagikan sayur mayur pada warga yang membutuhkan. Termasuk membagikan nasi bungkus.

Kegiatan pembagian nasi bungkus juga rutin dilakukan tiap hari di wilayah Tangerang Raya. Dalam sehari setidaknya ada 100 porsi nasi bungkus yang didistribusikan pada warga.

“Semuanya sumbangan dari donatur dan relawan kami. Ada yang menyumbang uang tunai, sembako, dan bantuan lainnya. Kami berupaya memfasilitasi semampu kami, agar yang membutuhkan bisa terlayani sebaik mungkin,” ujarnya.

Di sisi lain, pantauan komunitas PCX pun melihat sejumlah warga yang berupaya mendatangi beberapa titik lokasi distribusi bantuan. Seperti di Polres Metro Tangerang. Di Taman Kota, sejumlah relawan membagikan nasi bungkus pada warga yang membutuhkan.

"Sementara personel Polres Metro Tangerang dikerahkan mendistribusikan paket sembako pada warga. Dalam sehari, kepolisian mendistribusikan setidaknya 50 paket sembako pada warga. Dan Kami minta Kapolres mengecek. Agar sembako yang disalurkan ini akurat dan tidak salah sasaran" Ujar eka selaku ketua chapter Komunitas

Sejumlah warga lain juga mendatangi Polres Metro Tangerang. Sebagian besar merupakan warga yang tinggal di sekitar Polres. Mereka menanti bantuan yang mungkin akan di berikan oleh pihak Polres Metro Tangerang. Sebenarnya Polres hanya menyiapkan 580 kilogram beras dan tambahan minyak goreng. Sedianya bantuan itu didistribusikan pada warga yang mendatangi Polres Metro Tangerang.

Alhasil Kepala Polres (Kapolres) Metro Tangerang Kota kini dijabat Kombes Pol Deonijiu de Fatima, meminta personelnya mencari tambahan sembako.

 


Next
This is the current newest page
Previous
Next Post »